Kebebasan itu ada di hati dan pikiran…
Dulu dan kini tak ada yang berubah dariku. Tak ada yang berubah berarti tak ada yang berbeda. Sama. Aku memang tak berubah. Yang berubah hanya alam. Tubuhku adalah bagian dari alam itu sendiri. Tapi jiwaku, tidak. begitulah aku memahami tentang aku dan segala sesuatu yang melingkariku.
Aku memang sedang berpikir dengan pikiranku sendiri. Entah salah entah benar, aku memang tak mempertimbangkannya. Jika apa yang aku pikirkan ini salah menurut penelitian ilmiah, maka memang aku harus membaca lebih banyak lagi. Tak semata membaca buku, tapi alam, pengalaman diri, dia dan mereka.
Ya sudahlah… Aku hanya ingin sedikit mengisi kekosongan ruang ini, dengan apa yang ada di pikiranku.
Aku katakan, “dulu dan kini tak ada yang berubah dariku”, karena memang begitulah adanya. Aku-nya tak berubah. Tetap sama. Yang berubah hanya kondisi yang melingkariku. Dulu, aku tak pernah ingin berhenti menerjang batu granit. Sekarang pun tetap sama. Aku selalu mengerti dan mampu memprediksi segala resiko. Aku sadar keterbatasanku. Aku sadar sejauh mana kemampuanku. Aku sadar tak semua orang memahamiku. Aku sadar tak semua orang sama denganku. Aku sadar tak semua karakter sama seperti karakterku. Aku sadar semua orang ingin difahami. Dan aku lebih sadar lagi, bahwa kakiku masih menginjak di bumi.
Aku tak ingin mencibir. Karena aku juga tak ingin dicibir. Aku berusaha menerima segala beban, sebagaimana bumi ini menerimaku. Aku pernah merasakan bagaimana rasanya terbuang dari dunia yang membuatku bisa berkembang. Menjadi sosok yang terbuang membuatku semakin terasing duniaku. Dadaku kian sesak. Aku tak mampu bergerak. Aku tak mampu melawan dari apapun dan siapapun. Aku bahkan dipaksa untuk menerima. Dipaksa meluruskan benang-benang yang sengaja kubuat kusut.
Tapi lingkaran setan itu hanya sejenak. Sedetikpun tidak sampai. Bahkan ketika aku kembali melepaskan nafasku, semua itu telah hilang, terbang terbawa entah. Karena aku selalu mencoba menerimanya. Karena memang sejatinya tak ada satupun yang mampu menahan diri kita dari apapun, kecuali diri kita sendiri. Dunia itu ada di sini, di hati dan pikiran kita. Meski kita disekap dalam ruang sempit dan gelap sekalipun, bukan berarti kita tak mampu berbuat apa-apa. Karena masih ada hati dan pikiran kita yang bebas berkeliaran dan tak mampu terikat oleh apapun.
Dari pikiran-pikiran itu, aku tak pernah menemukan alasan untuk merasa tertinggal, bodoh, terasing, dan hal-hal yang membelenggu lainnya. Aku tetap sama. Sosok yang akan mewujudkan mimpinya, terus mencoba, terus mencoba, terus mencoba dan terus mencoba. Seperti yang tengah aku rasakan kini, aku sadar ada banyak mempiku yang belum terwujud. Tapi aku yakin, mimpi itu telah ada di depan mataku. Yang menjadi pertimbangan adalah, apakah aku mau meraih mimpiku secara gegabah atau malah sebaliknya.
Banyak yang berfikir dan bahkan mengatakan secara langsung padaku, bahwa tidak mungkin orang sepertiku mampu meraih mimipinya. Dalam hati aku tertawa, tapi bukan menertawakan mereka. Aku hanya menertawakan pola pikir mereka. Sampai saat ini, dunia belum mampu membuktikan, bahwa mimpi hanya mampu diraih oleh mereka yang maha. Maha kaya, maha keturunan kaya, maha keturunan darah biru, maha keturunan pintar. maha keturunan yang serba maha, dan mereka yang maha-maha lainnya.
Karena faktanya, dunia telah membuktikan bahwa mereka yang segalanya serba maha, belum tentu mampu meraih mimpinya. Banyak jalan terjal di sana, dan tidak semua orang mempertimbangkan dan memprediksikannya. Karena yang terpenting adalah gerakan. Hidup itu harus bergerak. Entah tubuh, hati maupun pikiran kita. Jangan hanya diam di tempat. Jangan pula mengartikan kata-kataku ini secara telanjang.
Dan satu hal, jangan pernah menyepelekan renungan maupun refleksi. Karena dalam hal ini, lagi-lagi Anand Krishna benar, tanpa refleksi, hidup menjadi tak berarti. Tanpa renungan, hidup menjadi dangkal. Bobot sirna. Dan kita terperangkap dalam pengejaran tanpa arah. Kesetanan memburu sesuatu, tetapi tidak mencapai apapun. Ribut mendaki anak tangga, hanya untuk menyadari bahwa tangga itu bersandar di tebing yang salah. Tragis.
Terima kasih sudah membaca.
Sekali lagi, katakan untuk tidak diam. Teruslah berlari, menerjang, melawan, walaupun sudah berkali2 jatuh, berkali2 membuatmu menangis. Tetapi hal itu bukan alasan untuk tergilas, tertinggalkan, terabaikan, dan terasing. Masih banyak celah-celah dan jalan yang begitu berliku untuk kita lalui. Kita masih tetap sama, sedikitpun dari terkikisnya waktu, menambahnya usia, pengalaman lalu yang membuat kita tau, ahirnya kita dapat lebih tegak bergerak, lihai tanpa berubahnya akunya aku. YAP……….
Tetaplah begitu kawan, karena mentari masih menampakan senyum dipagi hari tanpa lelahnya. Kita dituntut untuk selalu berevolusi, berinovasi, berkarya, mengenalkan, bahwa aku adalah aku yang punya ekspresi untuk orang lain, dan kita. Kita adalah rentetan sejarah, kita adalah zaman, kita adalah bagian-bagian dari mereka, walaupun sempat terfikirkan olehnya bahwa aku tetap sesuatu yang tak pernah beranjak dari tempatku.
Mereka salah, mereka hanya menerka, mencoba bermain hati dan fikiran mereka. Akunya kamu itu adalah sesuatu yang tetap kokoh, sesuatu yang tak pernah orang bisa lawan. Pancaran matamu adalah kamu yang selalu berusaha tetap tegar, berusaha tak terkalahkan oleh siapapun, berusaha mencari cinta dan mendapatkannya tiap waktu.
melakukan sesuatu bagimu menjadi sebuah reaksi, perlawanan, dari wujudmu yang telah jauh berbeda. Walaupun memang fikirmu adalah sejatimu yang tak pernah hilang. Yang tak pernah orang tau, karena aku adalah aku,… kamu maksudku…. iya kamu.!!!yang tak pernah kamu sadari kalau ternyata ada orang selalu mau, dan ingin ada, disisimu untuk diakui oleh akunya kamu.!!
Prinsipil merupakan bagian yang tak pernah terpisahkan dari kelengkapan fikiran kita. Adalah melengkapi sesuatu yang selama ini tidak ada ditubuh kita…untuk ada!!maka panggil dia untuk ada!!!untuk mau!!dan bermain denganmu mengarungi petualangan hidup ini!!!ajakLah untuk berbagi!!!
Jangan biarkan pergi berlalu tanpa alasan, lakukan tanpa keraguanmu. Jangan terlalu lama mengamati, jangan terlalu banyak melihati, jangan merasa curiga, atau apapun namanya itu. Segeralah menarik tangannya!!!
Reaktualisasi makna anggap sedang berpihak pada kita……..
OKeh….
Untukmu..
LikeLike
Aku baru sudah menemukan Cinta dari sejak lahir…
Yah arti Cinta…
Ternyata aku dari dulu membawa-bawa cinta nd engga pernah habis….
aku masih punya banyak Cinta, untuk siapapun….
Arti Cinta menurut Kamus Indonesia….
cin·ta a 1 suka sekali; sayang benar: orang tuaku cukup – kpd kami semua; — kpd sesama makhluk; 2 kasih sekali; terpikat (antara laki-laki dan perempuan): sebenarnya dia tidak — kpd lelaki itu, tetapi hanya menginginkan hartanya; 3 ingin sekali; berharap sekali; rindu: makin ditindas makin terasa betapa — nya akan kemerdekaan; 4 kl susah hati (khawatir); risau: tiada terperikan lagi — nya ditinggalkan ayahnya itu;
— bebas hubungan antara pria dan wanita berdasarkan kemesraan, tanpa ikatan berdasarkan adat atau hukum yg berlaku; — monyet (rasa) kasih antara laki-laki dan perempuan ketika masih kanak-kanak (mudah berubah);
ber·cin·ta v menaruh (rasa) cinta: yg muda yg ~;
ber·cin·ta-cin·ta·an v bersuka-sukaan; berpacar-pacaran;
ber·cin·ta·kan v 1 kasih sayang kpd; berahi kpd: krn banyaknya lelaki yg ~ dia, dia menjadi sombong; 2 berharap-harap (ingin) akan; merindukan: dia sakit krn ~ anaknya yg sedang merantau; 3 kl bersedih hati (akan); berduka cita (akan);
men·cin·ta v 1 kasih (kpd); 2 kl bersedih hati; selalu mengingat (akan); menyesal;
men·cin·tai v menaruh kasih sayang kpd; menyukai: dia sangat ~ adikku; aku ~ negeriku dan menghormatinya;
men·cin·ta·kan v merindukan; menginginkan; mengharap-harapkan;
ter·cin·ta v sangat dicintai (dikasihi, disayangi): kau paksa aku berpisah dng anakku yg ~;
per·cin·ta·an n 1 perihal berkasih-kasihan antara laki-laki dan perempuan: ~ mereka tidak direstui oleh orang tua masing-masing; 2 kl perasaan sedih (susah, menyesal); kesusahan;
pen·cin·ta n orang yg sangat suka akan: kelompok ~ alam akan memulai pendakian hari Selasa minggu depan;
ke·cin·ta·an 1 n yg dicintai; kekasih: ia merupakan ~ keluarganya; 2 n kerinduan; 3 n perihal cinta kasih; 4 kl n kesedihan; kekhawatiran; 5 kl v menanggung cinta (sedih)
Kamu mau??
Kamu yang membaca tulisanku ini,….
LikeLike
Ha…ha…”Mau???”, kayak iklan celluler “3” aja!!! but it’s good!!thanks udah ngasih kita banyak referensi tentang arti cinta, ini penting buat teman-teman yang lagi penelitian tentang arti cinta, terutama di skripsi bagian kerangka teoritik. Good!!Good!!!thanks and jangan bosen2 bagi-bagi wacanamu!!
success for u all…
LikeLike
hahaha….iya klo mau??aku masih punya banyak,..buat kamu sih engga bakal abis,…ga percaya!!!
percaya aza dec!!!
yah..yah..yah..!!!tapi aku yakin kamu-kamu percaya!!!hmm..
dan aku yakin kamu-kamu juga punya banyak…….jd bs tukeran!!!
berfikir………………ga bakalan bosen dunk!!!
okeh!!!
LikeLike
aku sepakat bahwa yang mampu meraihmimpi adalah mereka yang maha kaya. siapapun, sellau punya maha, maha atas dirinya sendriri, maha mengerti kendali diri, sifat diri dan kemampuan diri.
kamu kira, apa yang menyebabkan seseorang mampu mengnagkat mimpinya menjadi kenyataan, selain menjadii maha atas dirinya sendiri.
ingat, Tuhan menyuruh kita adil pada setiap laku dan fikiran kita, pada apapun dan pada siapapun. termasuk pada diri kita sendiri. bagiamana kita bisa yakin kita akan meraih mimpi kita, kalau kita menganggap diri kita bukan maha.
seperti kata Pramudya “kita harus adil sejak dalam pikiran…!!!”
thanks….
LikeLike
Lho!!!!!kok Blog ini mendadak berubah jadi ruang negosiasi????How Can!!!wake up, lets discuss again…jangan lupa bangunin alip dari tidur panjangnya…..dia memang gak pernah mau nyoba!!!ajarin kek!!!supaya Blog ini jadi tambah Ancur!!!! tapi jangan lupa refleksinya!!
LikeLike
informasi aza…!!!hahahahhaa….aku lupa cucian kehujanan tuh,…lupa bangun!!!..
okeh…aku coba merefleksikan!!!
LikeLike
Waw!!!!!!!sudah ada yang terbangun dari tidurnya rupanya!!!!Welcome to be “kosong”!!!!ya, sepakat sekali klo dalam maha kaya secara universal. well, “kita harus adil sejak dalam pikiran…”. Btw…klo ada terusannya sekalian ditulis lagi ya????thanks honey
LikeLike
Aku juga sepakat, ternyata memang maha kaya mulai berfikir. Aku pikir orang bisa lupa setelah kaya. Tapi ternyata tidak. Karena dia maha, maka dia bisa mengontrol fikirannya sebelum bicara.
Yah!!!ternyata ada.
Yang baru bangun tidur semoga cepat menjadi lebih kaya. hahahhaaa… Supaya kita-kita bisa ngutang, kekayaannya.
LikeLike
Terima kasih sudah menulis dan membaca.
Semua yg kita pikir kita miliki adalah karunia dari Sang Pencipta, jika Dia menghendaki satu saraf kita putus, maka hilanglah pikiran kita, memori kita, walaupun tubuh kita utuh.
LikeLike
ya, detik ini pun, aku terus meyakininya.
LikeLike