menikmati bungkam
aku selalu kesulitan untuk mengeluhkan sesuatu. banyak hal sesungguhnya untuk dikeluhkan. tapi duniaku menahanku. hingga aku terbiasa menikmati bungkam dengan kata-kata. tapi tidak dengan imajinasi dan huruf-huruf. bahkan ketika mulut ini baru saja terbuka untuk mengatakan inginku, seribu tatapan telah siap menghadangku. tatapan itu tidak datang sendirian. tapi dengan beribu kemustahilan-kemustahilan yang dilemparkan padaku. karena aku sudah terbiasa dengan semua itu, maka imajiku kian liar menerjang kemustahilan-kemustahilan yang mereka lemparkan secara terus-menerus. aku menikmati bungkamku.
Aku punya cerita juga lho tentang mengeluh. Didikan bokap jaman dulu
LikeLike
hemmm…tapi sekarang semoga nadya sudah mampu mengambil hikmah dibalik semua itu. karena biasanya hal itu memilki maksud positif, meski ternyata memilki efek negatif ke kita. dan aku yakin nadya telah dewasa menyingkapinya.
kalau pengalamanku berbeda, ada yang lebih mengancam dari pada sosok orang tua. karena sejatinya orang tuaku moderat. hanya saja, ada pihak lain yang memilki pengaruh besar terhadap keluarga besarku. sampai sekarang pun, aku merasakan hal yang sama. hanya saja, sekarang aku punya daya tahan lebih kuat dari sebelumnya. semoga nadya telah mendapatkan daya tahan itu.
LikeLike