tak ingin begini

benar. aku makin sulit mengendalikan segalanya. banyak hal. ini bukan sekadar ritme hidup. pikiran-pikiranku makin hari makin kacau saja. aku masih saja di tempat dan persoalan yang sama. padahal seharusnya aku beranjak. inginku masih masih belum beranjak, masih di pikiran. masih sulit bergerak. seharusnya bahkan sudah berlari. tapi sesuatu itu masih membuatku terlena, hingga aku buntu. benar, betapa aku benci diriku yang seperti ini. aku harus mengumpulkan lagi semua yang tercecer. aku sudah keterlaluan. membiarkan segalanya terendap. meskipun di tiap pagi terbangun, tapi belum terjaga. lucunya, paragraf ini kuharap tak sekadar kata. tapi tanda bahwa aku tak ingin menjadi cadas.