teman sunyi

sungguh magis. entah aku salah menuliskan istilah atau tidak, bisa jadi aku salah, seharusnya bukan music tapi nada, atau bagaimana? yang pasti, aku tak pernah merasakan sepi dan sendiri ketika alunan music masuk ke indra pendengarku. aku pikir mereka yang lantang mengatakan “i love music”, pun tak mungkin tak menyadari betapa magisnya music. meski di satu saat music membuatku tak ingin menoleh ke manapun. kini rasa cintaku kian beragam. yang kini sedang merasukiku adalah musik dalam lagu theme song drama Korea. kejujuranku ini memang ketinggalan jaman. tapi maksudku bukan itu, bukan untuk mengatakan bahwa tiba-tiba aku jadi “lebay”. Aku sulit lepas dari music. menjadi sendiri memang tak bisa menjauhkanku dari mendengarkan music. di tengah bisingnya jalan raya, di dalam bus, di angkot, di kamar, sambil mencuci baju, penghantar tidur, teman baca, dan semua yang tak ter-kata-kan.

sering sekali, ketika di dalam bus, music memberiku banyak inspirasi menulis sesuatu. ketika seharusnya merasakan panas dan pengap, musik malah mengaliriku air laiknya udara yang sejuk. tiba-tiba semua yang terlewati melalui jendela bus, semuanya menjelma inspirasiku untuk menulis banyak hal. aku kecanduan. aku sadar. dan aku ingin tetap seperti ini. aku tak lagi pening. aku tak perlu merasa sendiri dan sepi tanpamu. aku terbiasa kuat, dan music membuatku semakin kuat. jangan khawatir sayang, aku tetap kuat, seperti biasa, tanpamu. di dunia ini, segala sesuatunya tergantung pola pikir kita. Ketika aku merasa kuat tanpa siapapun. maka aku memang kuat. termasuk tanpamu. ruang kepalaku membuatku tak pernah merasa sepi apalagi sunyi. ada buku yang terus mengajak untuk dibaca. ada music yang menggoda untuk selalu didengar. ada isi pikiran yang memaksa untuk dikeluarkan melalui huruf-huruf. ya, di sana selalu ada imaji yang tak pernah habis terungkap. ada memori beserta sejarahnya yang terus menuntunku. dan ada keyakinan kita yang tak pernah terungkap.